Pada kesempatan
kali ini saya mendapatkan tugas untuk menacri dan menposting biografi tokoh
terkenal di dunia. Oleh karena ini kali ini saya memlih untuk menuliskan
biografi Abraham Samad.
Abraham Samad merupakan Ketua KPK.Komisi Pemberantasan Korupsi merupakan
lembaga anti korupsi yang paling dibenci oleh para "Tikus-Tikus
Berdasi" di Indonesia. Ketuanya adalah Dr.
Abraham Samad, S.H., M.H Dilahirkan pada tanggal 27 November 1967,
di Makassar, ia merupakan lulusan dari Universitas Hasanudin. Abraham Samad
sekrang menjabat sebagai Ketua KPK
(Komisi Pemberantasan Korupsi) di Indonesia dengan masa jabatan
2011 sampai dengan 2015, Semasa kecil, Abraham Samad tumbuh dalam pengasuhan
ibunya. Sebagai anak yang sejak kecil ditinggal ayahnya, Abraham memang menjadi
sangat terikat secara emosional dengan sang ibu. Hubungan ini demikian kuat. Bahkan bagi
Abraham, sosok ibunyalah yang senantiasa menjadi pilar dalam menuntut hidupnya. Setelah
menyelesaikan pendidikan dasarnya, Abraham Samad kemudian melanjutkan ke
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Nasional, Makassar, tahun 1980. Disekolah ini,
Abraham semakin tumbuh dalam pribadi yang sangat kritis. Sikap kritisnya ini
kemudian tercermin dari sifatnya yang sangat tidak nyaman terhadap proses
ketidakadilan yang dijumpainya. Inilah saat-saat di mana Abraham mulai
membentuk wataknya yang tidak mengenal kompromi terhadap apa yang dianggapnya
sebagai penyimpangan.
Pribadi ini kemudian berlanjut dan memperoleh ruang pertumbuhannya ketika ia
memasuki Sekolah Menengah Atas (SMA) Katolik Cendrawasih, Makassar, tahun 1983.
Saat itu Abraham terbilang populer diantara kawan-kawannya. Jiwanya yang kritis
dan memberontak ini sering meledak dalam dirinya, membuat Abraham seringkali
terlibat perkelahian antara sesama siswa (tawuran), hanya karena keinginan
membela kawan-kawannya. Sikap kesetiakawanan ini menjadikan Abraham dijadikan
tempat mengadu kawan-kawannya yang sedang terlibat masalah. Setelah
menyelesaikan studinya di Sekolah Menengah Atas (SMA) tahun 1987, Abraham
kemudian melanjutkan studinya di perguruantinggi. Pilihannya saat itu
cuma satu, Fakultas Hukum sebagaimana yang memang menjadi keinginannya sejak
kecil. Abraham pun mendaftar di Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin dan
diterima di sana. Memasuki dunia kampus, bagi Abraham seperti menemukan
tempatnya untuk mengaktualisasikan diri.
Abraham Samad sedikit goyah dalam penentuan karir profesi yang akan digelutinya
kelak. Pada satu sisi, ia sangat berkeinginan untuk menekuni profesi advokat,
karena pada dunia inilah ia bisa melakukan pengabdian untuk melakukan pembelaan
terhadap orang-orang yang hak-haknya terlanggarkan serta dirugikan sesuai
dengan pangilan hatinya. Namun di sisi lain, ibunya lebih mengharapkan agar
Abraham untuk menjadi seorang Birokrat. Namun sebelum benar-benar terjun pada
profesi advokat, Abraham memulainya dengan magang terlebih dahulu. Agaknya, ada
hal-hal tertentu yang selalu saja menggelisahkan hati Abraham sejak pertama
kali menjejakkan kakinya dalam belantara penegakan hukum di Indonesia.
Kegeliasahan tersebut semakin lama semakin
membesar ketika ia semakin memahami bahwa sistem hukum Indonesia belum berjalan
sebagaimana mestinya.
Ada suatu kasus yang ditangani oleh Abraham Samad yaitu kasus bom Makassar
beberapa tahun lalu. Sejak saat itu, Abraham terlihat semakin aktif dalam
melakukan pembelaan terhadap korban perlakuan tidak adil dengan isu teroris
yang saat itu sangat sensitif dan cenderung dihindari oleh para advokat lain.
Sebagai seorang praktisi hukum sekaligus tokoh pejuang anti korupsi, Abraham
sangat prihatin terhadap fenomena budaya korupsi yang merajalela di negeri ini. Dalam
pandangannya, dunia hukun dan peradilan di Indonesia sudah sangat
terkontaminasi oleh perilaku korupsi ini.
"Para penegak hukum, termasuk para advokat saat ini telah menjadi bagian
dari mata rantai korupsi itu. Inilah yang menjadikan sistem
peradilan kita mengalami proses pengeroposan, dimana budaya
korupsi ini secara langsung menyebabkan perlakuan terhadap rakyat kecil menjadi
sampai tidak adil", papar Abraham.
"Dengan demikian, lanjut Abraham, apapun bentuk program yang akan
dijalankan untuk mengeliminir kecenderungan budaya perilaku korup ini, bila
mafia hukum dan peradilan tidak diberantas, maka semua itu tak akan ada
gunanya". Namun sampai saat ini, Abraham sama sekali tidak melihat adanya
upaya tersebut.
Setelah menyelesaikan studinya di Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (Unhas)
Makassar tahun 1992, kemudian Abraham Samad melanjutkan studi Magisternya (Strata2/S2) di Universitas
yang sama. Sejak tahun 1996, Abraham Samad melakoni profesi sebagai advokat.
Kemudian, untuk menunjang profesi yang digelutinya, Abraham Samad medirikan
sebuah lembaga swadaya masyarakat yang diberi nama Anti Coruption Committee
(ACC). LSM ini bergerak dalam kegiatan pemberantasan korupsi, seperti melakukan
kegiatan pembongkaran kasus-kasus korupsi, khususnya di Sulawesi Selatan. Selain itu ACC memiliki tujuan mendorong terciptanya sistem
pemerintahan yang baik serta sistem pelayanan publik yang maksimal dengan
sasaran pemberantasan korupsi. Abraham Samad duduk sebagai koordinator, selain
ia adalah penggagas LSM tersebut.
Kemudian Abraham Samad melanjutkan studi Doktoralnya (Strata 3/S3) di bidang
hukum di Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (FH Unhas), Makassar. Gelar
Doktor diraihnya pada tahun 2010. Tesisnya mengambil tema tentang pemberantasan
korupsi, yaitu mengupas penanganan kasus korupsi di pengadilan negeri dengan
pengadilan khusus.
Abraham Samad sebelumnya pernah mendaftar sebagai calon anggota Dewan
Perwakilan Daerah (DPD) dan Komisi Yudisial. Namun, semua gagal hingga ia
memutuskan untuk mengikuti seleksi calon pimpinan KPK. Seleksi capim KPK 2011
sebenarnya bukanlah hal baru bagi Abraham, karena ia sebelumnya sudah pernah
mendaftar sebanyak dua kali. Pada ketiga kalinya inilah Abraham bisa melewati
seleksi hingga tingkat akhir (uji kelayakan dan kepatutan oleh DPR). Abraham
bersama 8 calon (sebelumnya 10 calon) diajukan oleh Pansel KPK yang diketuai
oleh Menkumham Patrialis Akbar dimana Abraham menempati peringkat kelima dari
seluruh calon yang diajukan. Abraham merupakan calon pertama yang menjalai uji
kelayakan dan kepatutan yang dimulai pada tanggal 21 November 2011.
Pada tanggal 3 Desember 2011 melalui voting pemilihan Ketua
KPK oleh 56 orang dari unsur pimpinan dan anggota Komisi III asal sembilan
fraksi DPR, Abraham mengalahkan Bambang Widjojanto dan Adnan Pandu Praja.
Abraham memperoleh 43 suara, Busyro Muqoddas 5 suara, Bambang Widjojanto 4
suara, Zulkarnain 4 suara, sedangkan Adnan 1 suara. Ia dan jajaran pimpinan KPK
yang baru saja terpilih, resmi dilantik di Istana Negara oleh Presiden SBY pada tanggal 16 Desember 2011
Sumber : http://kolom-biografi.blogspot.com/2013/01/biografi-abraham-samad-ketua-kpk.html
http://www.kpk.go.id/modules/commissioners/index.php